"DARUNNADWAH" Pondok Kecil Dengan Seribu Harapan
Pondok Pesantren Darunnadwah terletak dibagian timur Indonesia, yaitu di Propinsi Nusa Tenggara Barat atau di pulau Lombok. Secara lebih terperinci lagi Pondok Pesantren Darunnadwah berlokasi di Dusun dasan Ketujur Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Pondok ini berjarak sekitar 15 Km dari Ibukota Propinsi yakni kota Mataram dan 2 Km dari Ibukota Kabupaten Lombok Barat yaitu Giri Menang Gerung.
Dusun Dasan Ketujur dulunya merupakan satu kampung yang sangat terpencil. Masyarakatnya tergolong memiliki perekonomian yang lemah, karena sebagian mereka hanya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Hal inilah yang menyebabkan sangat kurangnya pendidikan bagi anak-anak yang tumbuh di Dasan Ketujur pada waktu itu.
Namun, tidak demikian halnya dengan seorang pemuda yang bernama Muzhar. Keadaan yang sedemikian sulit itu tidak menyurutkan semangatnya untuk dapat mengenyam pendidikan sebagai bekal di hari depan. Pemuda ini meninggalkan KAMPUNG halamannya untuk menuntut ilmu disalah satu Pondok Pesantren yang ada di Kota Mataram yaitu Pondok Pesantren Darul Falah Pagutan.
Setelah menuntut ilmu cukup lama sekitar 15 tahun di Pondok Pesantren Darul Falah, maka Muzhar muda pulang kembali ke kampung dan mulai mengamalkan yang didapatkan. Dia mulai memberikan pengajian secara sorogan diserambi depan rumahnya. Kegiatan ini berlangsung selama lima tahun.
Dari waktu ke waktu, kegiatan tersebut semakin berkembang. Ditambah lagi dengan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya pendidikan, maka semakin banyaklah yang menyerahkan anak-anak mereka untuk mengaji bersama Ustadz Muzhar. Dengan semakin banyaknya peserta didik yang diajar, dan mereka tidak hanya berasal dari kampung sekitar, maka terbersit keinginan untuk membuatkan asrama atau pondokan bagi peserta didik yang berasal dari luar kampung. Tak lama kemudian, berkat dukungan dari masyarakat dan keinginan yang kuat dari Ustadz Muzhar, akhirnya berdirilah sebuah Pondok Pesantren sederhana yang diberi nama Pondok Pesantren Darunnadwah pada tahun 1989.
Awalnya, santri atau muridnya tidak begitu banyak. Pada tahun berdirinya, Pondok ini memiliki santri sekitar 60 orang. Namun demikian, sang Ustadz tetap optimis bahwa Pondok Pesantren yang dibinanya akan semakin berkembang dan maju sesuai dengan perkembangan zaman. Ternyata apa yang menjadi cita-cita dan obsesi dari Ustadz Muzhar terbukti setelah sekian lama berjalan. Dan data terakhir Tahun Pelajaran 2008/2009 menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan terhadapa perkembangan jumlah santri yang tinggal di Pondok Pesantren Darunnadwah, yakni mencapai 400 orang.
Selain memberikan ilmu pengetahuan agama kepada santrinya, sebenarnya Ustadz Muzhar sudah memberikan pengajian umum diberbagai lokasi, mulai dari wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah bahkan sampai merambah ke wilayah Kota Mataram. Hingga tahun 2008 ini, terdapat 40 lokasi pengajian umum yang diasuhnya. Sehingga beliaupun diberikan sebutan sebagai “TUAN GURU” (Kiyai) oleh para jamaahnya.
Sudah menjadi tradisi bagi penduduk di Pulau Lombok memberikan sebutan “TUAN GURU” bagi orang yang memiliki ilmu agama dan sudah melaksanakan ibadah haji lalu mengajarkan ilmunya kepada jamaah.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan disegala bidang, maka dirasa ilmu agama saja belum cukup untuk menjawab tantangan zaman di era globalisasi ini. Sehingga ilmu umum menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Sadar akan hal tersebut, bersama-sama dengan pengurus Pondok Pesantren dan disertai dorongan dari masyarakat sekitar dan wali santri, maka dibentuklah sebuah Lembaga Pendidikan Semi Formal berupa Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (WAJAR DIKDAS) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Departemen Agama Republik Indonesia. Implikasi dari adanya lembaga pendidikan tersebut ternyata cukup besar. Animo masyarakat untuk memondokkan anak-anak mereka di Pondok Pesantren Darunnadwah semakin besar.
Walaupun demikian, ternyata semua yang sudah ada masih dirasa masih belum cukup memadai untuk menghadapi semua kemajuan dan perkembangan saat ini. Masih saja berkobar semangat untuk lebih maju dan berkembang. Sehingga sangat dibutuhkan Lembaga Pendidikan Formal sebagai wadah penunjang. Cita-cita ingin mempersiapkan dan mencetak generasi islam yang memiliki intelektualitas agama dan umum semakin besar. Berbasis dari cita-cita dan keinginan itulah lalu didirikan Lembaga Pendidikan Formal yaitu TK dan SMP Islam Darunnadwah pada tahun 2004. Sampai saat ini terdapat empat Lembaga Pendidikan Formal yang ada di Pondok Pesantren Darunnadwah, yaitu TK, SMP, SMA dan SMK Islam Darunnadwah jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Selain bergerak dalam bidang pendidikan, Pondok Pesantren Darunnadwah juga menjalin hubungan kerjasama social dengan organisasi islam yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini terlihat dengan diadakannya pelatihan tentang Trafiking yang bekerjasama dengan Fatayat NU NTB. Kegiatan pelatihan ini diadakan karena tidak sedikit dari perempuan-perempuan di NTB yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) datang ke Pondok Pesantren untuk meminta nasehat dan perlindungan. Salah satu pengurus Fatayat NU NTB (Bq. Elly Mahmudah, S.Ag) kemudian menawarkan untuk membentuk suatu wadah yang dapat mengakomodir dan membantu meyelesaikan persoalan-persoalan terkait perempuan. Tawaran ini mendapat respon sangat positif dari pimpinan Pondok Pesantren. Sehingga didirikanlah PUAN AMAL HAYATI DARUNNADWAH sebagai perpanjangan tangan dari PUAN AMAL HAYATI JAKARTA yang diresmikan oleh Direktur PUAN Amal Hayati Pusat Ibu Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum pada tanggal 25 September 2007 bertepatan dengan tanggal 13 Ramadhan 1428 H.
SUBHANALLAH . . .
ReplyDeleteAllahuakbarr...
ReplyDeleteDARUNNADWAH jayaaa